Teknologi hijau mendapat terobosan besar dengan PoX, memori flash tercepat dari Universitas Fudan di China. Menggunakan graphene dan teknologi AI, PoX menulis data dalam 400 pikodetik—25 miliar operasi per detik— sangat hemat energi.
Dilaporkan jurnal Nature, PoX mendukung inovasi baterai masa depan seperti baterai solid-state, membuka jalan untuk perangkat ramah lingkungan, dari ponsel hingga server teknologi AI.
PoX adalah memori non-volatile yang menyimpan data tanpa daya, seperti memori flash di SSD, tetapi dengan kecepatan jauh lebih tinggi dan konsumsi energi minimal.
Ini berarti perangkat seperti ponsel atau laptop bisa bekerja lebih cepat tanpa menguras baterai. Tim Fudan, dipimpin Profesor Zhou Peng, menggunakan graphene—lembaran karbon super tipis—dan optimasi berbasis AI untuk membuat PoX jutaan kali lebih cepat dari memori flash biasa, menjadikannya ideal untuk teknologi hijau.
Efisiensi energi PoX sangat cocok dengan inovasi baterai masa depan. Baterai solid-state, yang lebih aman dan punya kapasitas lebih besar, sedang dikembangkan untuk kendaraan listrik, dengan target produksi oleh Toyota pada 2027-2028.
Baterai lithium-sulfur menawarkan kepadatan energi empat kali lipat lithium-ion, sementara sodium-ion lebih murah dan ramah lingkungan, cocok untuk penyimpanan energi terbarukan. PoX, dengan daya rendah, memungkinkan perangkat AI dan gadget berjalan lebih lama dengan baterai canggih ini, mengurangi jejak karbon.
Fudan sedang menskalakan PoX untuk produksi massal, bekerja dengan foundry untuk mengintegrasikannya ke chip inovasi semikonduktor. Sementara itu, China dan negara lainnya mempercepat riset baterai, seperti sodium-ion oleh CATL untuk penyimpanan energi. Kombinasi PoX dan baterai masa depan ini akan membawa kita ke era teknologi yang lebih hijau. ***