LENTERAMERAH – Pembatalan mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo terkait erat dengan transisi kekuasaan dari Jokowi ke Presiden Prabowo Subianto.

Mutasi batal Kunto Arief Wibowo ini menjadi penanda pudarnya kekuasaan Jokowi di tubuh TNI, yang selama ini enggan melepaskan pengaruhnya meski tak lagi menjabat Presiden.

Beberapa pengamat menyebut pembatalan mutasi Kunto Arief Wibowo ini adalah suar pertarungan pengaruh Jokowi dengan Prabowo di tubuh TNI.

Jokowi dikenal memiliki jejaring kuat lewat berbagai penempatan loyalis di posisi strategis, seperti 17 orang di pos menteri dan sejenisnya.

Pakar hukum tata negara Refly Harun menyebut dinamika tersebut sebagai ujian loyalitas di tubuh TNI.

Ia menilai situasi ini mencerminkan adanya dua matahari dalam lingkar kekuasaan.

“Try Sutrisno salah satu yang bertandatangan pada tuntutan purnawirawan, yang berimbas kepada Kunto. Dan, yang naik adalah mantan ajudannya Jokowi,” ujar Refly dalam kanal YouTube pribadinya, 3 Mei 2025.

Sebelumnya, nama Letjen Kunto disebut masuk dalam daftar mutasi perwira tinggi TNI berdasarkan dokumen Keputusan Panglima TNI Nomor Kep 554/IV/2025.

Ia disebut akan dipindah dari jabatannya sebagai Pangkogabwilhan I menjadi Staf Khusus KSAD. Namun, dalam dokumen perubahan tertanggal 30 April 2025, nama Kunto tiba-tiba dicoret.

Posisinya yang akan diisi oleh Laksda Hersan pun ikut dihapus.

Penundaan ini muncul di tengah situasi politik yang memanas, menyusul desakan Forum Purnawirawan TNI untuk mengganti Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Ayah Kunto, Jenderal (Purn) Try Sutrisno, diketahui turut menandatangani pernyataan sikap tersebut. Namun Try membantah memiliki andil dalam karier militer putranya.

“Saya tidak ikut campur. Karier anak saya itu prestasi dia,” ujar Try kepada Tempo, 1 Mei 2025.

Sebagaimana dilansir Fajarcoid, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menyebut dinamika di tubuh TNI sebagai bukti nyata adanya tarik-menarik kekuasaan antara Jokowi dan Prabowo.

“Publik menduga, pencopotan ini tidak lepas dari manuver politik Jokowi, yang merasa tersinggung dengan dukungan Jenderal (Purn) Try Sutrisno kepada para purnawirawan yang mengusulkan pemakzulan terhadap Gibran Rakabuming Raka,” kata Anthony kepada Fajar, 2 Mei 2025.

Anthony menilai bahwa pembatalan mutasi tersebut justru menjadi penanda kekuatan baru yang sedang dibentuk oleh Prabowo.

“Ini kelicikan politik. Seolah pendapat bebas dari sang ayah harus dibayar oleh si anak yang masih aktif di TNI. Padahal, keduanya adalah individu merdeka yang tidak bisa saling dimintai tanggung jawab,” tegasnya.

Menurut Anthony, Prabowo tidak tinggal diam. Ia menyebut mantan Danjen Kopassus itu kini mulai menunjukkan taringnya sebagai pemimpin dengan sikap yang terukur namun menggebrak.

Dalam konteks ini, langkah menangguhkan mutasi dapat dibaca sebagai sinyal bahwa Prabowo tengah mengikis sisa-sisa dominasi Jokowi di institusi militer.

Sementara itu, TNI secara resmi membantah bahwa pembatalan mutasi Letjen Kunto terkait tekanan eksternal.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa mutasi dilakukan murni berdasarkan kebutuhan internal dan alasan tugas yang belum selesai.

“Tidak ada kaitannya dengan isu-isu di luar TNI atau sikap purnawirawan,” tutup Kristomei dalam telekonferensi pada 2 Mei lalu. ***